Selasa, 07 Juni 2011

Bagaimana Cara Mengatasi Salah Konsep Fisika Siswa?

Fisika merupakan cabang dari IPA yang mempelajari fakta-fakta yang ada di alam, konsep-konsep dan teori-teori ilmiah. Untuk mempelajari fisika diperlukan strategi yang tepat dan efektif agar menjadi lebih mudah.
Fisika tidak dapat dipelajari bagian per bagian. Belajar fisika dituntut kemampuan berpikir secara integral. Siswa dituntut untuk dapat memahami konsep-konsep secara rinci, yang tersusun mulai dari konsep-konsep yang umum/luas sampai pada konsep-konsep yang lebih spesifik bahkan diharapkan dapat menyebutkan contoh-contohnya. Selain itu, siswa dituntut dapat menerapkan konsep-konsep yang dipelajarinya ke dalam perhitungan-perhitungan matematis dan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu belajar fisika memerlukan perhatian yang cukup tinggi dan latihan yang berulang-ulang sehingga fisika menjadi lebih mudah dipelajari.
      Kenyataan yang cukup memprihatinkan dalam proses belajar mengajar adalah banyaknya kekeliruan konsep pada diri siswa. Kekeliruan ini akan mengakibatkan kegagalan belajar. Kegagalan belajar yang sering dialami para siswa pada umumnya disebabkan kurangnya siswa memahami suatu konsep secara utuh yang secara tidak sengaja terus menerus mengganggu pelajaran fisika. Salah konsep ini timbul dari pengalaman sehari-hari dan sulit untuk diperbaiki (Widodo, 1995:4). Oleh karena itu salah konsep dalam fisika adalah suatu hal mendasar untuk diupayakan perbaikannya dalam rangka meningkatkan hasil belajar fisika.
Yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana guru bisa mendeteksi tidak dimilikinya konsep-konsep yang seharusnya dimiliki siswa dan bagaimana menanamkan konsep-konsep yang seharusnya dimiliki siswa?          
Jawaban permasalahan di atas adalah diperlukan strategi belajar dan pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep secara utuh dan benar yang melibatkan intelektual emosional siswa. Kegiatan belajar yang sesuai dengan maksud tersebut adalah ”belajar bermakna” (meaningfull learning), Ausubel (Susilo,1989:6)
Belajar bermakna menurut Ausubel (Hudoyo, 1979:15) merupakan proses mengaitkan informasi berupa pelajaran baru dengan konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa. Belajar bermakna akan membantu siswa dalam menambah konsep baru yang mengubah pengetahuan yang sudah dimilikinya serta memudahkan siswa mengembangkan pengetahuan selanjutnya.
Agar terjadi belajar bermakna tersebut, maka guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang harus dikuasai oleh siswa. Hal ini dapat diatasi dengan peta konsep, teori Ausubel novak (Wartono, 1992:21). Manfaat dari peta konsep: (1) Mengetahui konsep-konsep yang telah dikuasai siswa, (2) Mempelajari cara belajar siswa, (3) Mengungkapkan konsepsi siswa, (4) Sebagai alat evaluasi prestasi belajar siswa.
Berdasarkan kemanfaatan peta konsep tersebut dapat dikatakan bahwa ”peta konsep sangat membantu kegiatan belajar bermakna”. Salah satu solusi yang dapat dipilih oleh guru untuk mengatasi masalah kesalahan konsep pada siswa adalah pengajaran induktif dengan peta konsep. 
                                                                                                                        By Dian Mufarridah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar